Monday, March 29, 2010

Prosesor yang Kian Memanjakan

Perkembangan prosesor saat ini sangat cepat dirasa. baru beberapa tahun yang lalu dikeluarkan prosesor bernama core 2 duo namun sekarang secara berurutan hadir prosesor baru yaitu core i3, core i5 dan core i7 yang kecepatannya tidak diragukan lagi.
Berikut adalah penjelasan mengenai prosesor yang telah beredar ini:

Core 2 Duo
Generasi kedua dari arsitektur Core, memiliki kecepatan latency yang lebih kecil (membuatnya lebih cepat dibanding pendahulunya) dan memiliki memori cache yang dipasang per core, tetapi terhubung satu sama lain (secara paralel). Diproduksi dengan fabrikasi 65 nm. Sehingga ada versi yang memiliki 4 core didalamnya (quad core).


Intel Core i3
Intel Core i3 merupakan varian paling value dibandingkan dua saudaranya yang lain. Processor ini akan mengintegrasikan GPU (Graphics Processing Unit) alias Graphics On-board didalam processornya. Kemampuan grafisnya diklaim sama dengan Intel GMA pada chipset G45. Selain itu Core i3 nantinya menggunakan manufaktur hybrid, inti processor dengan 32nm, sedangkan memory controller/graphics menggunakan 45nm. Code produk Core i3 adalah “Arrandale”.


Intel Core i5
Core i5 ini adalah ditanamkannya fungsi chipset Northbridge pada inti processor (dikenal dengan nama MCH pada Motherboard). Maka motherboard Core i5 yang akan menggunakan chipset Intel P55 (dikelas mainstream) ini akan terlihat lowong tanpa kehadiran chipset northbridge. Jika Core i7 menggunakan Triple Channel DDR 3, maka di Core i5 hanya menggunakan Dual Channel DDR 3. Penggunaan dayanya juga diturunkan menjadi 95 Watt. Chipset P55 ini mendukung Triple Graphic Cards (3x) dengan 1×16 PCI-E slot dan 2×8 PCI-E slot. Pada Core i5 cache tetap sama, yaitu 8 MB L3 cache.

Intel Core i7
Core i7 sendiri merupakan processor pertama dengan teknologi “Nehalem”. Nehalem menggunakan platform baru yang betul-betul berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satunya adalah mengintegrasikan chipset MCH langsung di processor, bukan motherboard. Nehalem juga mengganti fungsi FSB menjadi QPI (Quick Path Interconnect) yang lebih revolusioner.



diambil dari artikel di
http://www.erainformatika.com

Wednesday, March 3, 2010

Teknologi Game 3D

Teknologi Game 3D memiliki tampilan grafis yang baik dalam penggambaran secara realita, kebanyakan game-game ini memiliki perpindahan kamera (angle) hingga 360 derajat sehingga kita bisa melihat secara keseluruhan dunia games tersebut. Akan tetapi game 3D meminta spesifikasi komputer yang lumayan tinggi agar tampilan 3 Dimensi game tersebut ditampilkan secara sempurna.

berikut adalah gambar dari game Resident Evil 5, Giutar hero 3 dan Call of Juarez












Salah satu teknologi yang mendukung pembuatan Game 3D adalah teknologi game Stereoscopic 3D. Teknologi ini bukanlah hal yang baru karena telah diperkenalkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1840. Teknologi yang sebelumnya digunakan untuk gambar diam tersebut, kemudian dikembangkan sedemikian rupa hingga berhasil mengubah cara kita bermain game.
GeForce 3D Vision yang merupakan keluaran dari NVidia memakai Teknologi ini menggunakan lensa stereoskopis yang dikombinasikan antara kacamata wireless teknologi tinggi dengan perangkat lunak yang mampu untuk menampilkan detail objek secara simultan antara mata satu dan yang lainnya sehingga dari kombinasi tampilan pada kedua mata dapat menghasilkan efek tiga dimensi. Sebagai ilustrasi dari pengalaman stereo viewing yang dihasilkan oleh GeForce 3D Vision ditampilkan pada video berikut

Beberapa contoh game yang menerapkan teknologi ini adalah Giutar hero 3, Resident Evil 5 dan Call of Juarez.

Untuk dapat menggunakan fitur 3D Stereoscopic, maka dibutuhkan monitor dengan refresh rate minimal 120 Hz.Yang menjadi permasalahan utama adalah mata manusia tidak mampu membedakan kedalaman efek 3D tadi jika gambar bergerak dengan cepat, karena keterbatasan otak manusia dalam memproses banyaknya informasi secara cepat,oleh karena itu kita dapat menggunakan kacamata 3D yang disingkronisasikan dengan transmitter yang terhubung ke PC untuk mengatur kedalaman efek 3D tersebut.