Tuesday, January 12, 2010

2 Sisi Cermin IbukotaKu

Indonesia adalah suatu Negara kesatuan yang memiliki pusat pemerintahan di DKI Jakarta. Banyak orang berbondong –bondong untuk mengadu nasib dijakarta dengan harapan akan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik lagi, namun kesemuanya itu hanya menjadi angan-angan semata bagi sebagian besar perantau. Banyak dari mereka menjadi pemulung, pengamen, pengemis demi menyambung hidup atau bahkan melakukan tindak criminal yang meresahkan banyak orang. Ibukota yang menjadi jantung perekonomian yang dihiasi akan kemewahan dari gedung-gedung pencakar langit yang terlihat begitu menawan dan indah jika kita melihatnya dari luar saja. Bagai 2 cermin saja yang memiliki sisi yang sangat kontras, seperti yang terlihat pada gambar ini, begitu indah gedung tersebut berdiri namun dibalik semuanya itu terdapat berbagai lokasi yang sangat kontras akan suasana hidup yang serba kekurangan yaitu daerah yang menjadi tempat penelitian kami (Juwita Stephani ,Ema Retma , Weny L , Andri P ) di daerah Kuningan Jakarta Selatan, dimana letak lokasi tersebut berada tidak jauh dari pusat bisnis ibukota .


Banyak dari mereka yang berprofesi sebagai tukang angkut sampah, pengamen jalanan, pengemis hanya untuk menyambung hidup. tidak heran dari mereka yang tinggal di daerah ini kerap kali terserang penyakit apabila musim penghujan telah tiba karena lokasi tempat mereka tinggal sudah tidak layak huni, coba anda lihat saja dari gambar disamping ini, rumah dibangun dipinggir sungai yang sebenarnya dapat mengancam keselamatan mereka sendiri karena bisa saja rumah mereka terkena longsor jika intensitas hujan yang terus mengguyur lokasi tersebut tinggi. belum lagi kesadaran akan masyarakat untuk membuang sampah belum disadari akan mencemari lingkungan mereka sendiri jika dibuang begitu saja ke sungai.
Dari wawancara yang kami lakukan kepada beberapa warga sekitar penghuni kawasan tersebut mengatakan bahwa mereka telah tinggal cukup lama dan ketika kami tanyai kenapa tidak pindah saja kelokasi yang lebih layak, dan mereka menjawab "dari mana mba uang kami untuk menyewa rumah?? untuk makan saja tidak cukup" sangat miris sekali jawaban dari mereka. hidup di Ibukota tetapi dengan keadaan yang sangat serba kekurangan dari berbagai segi. berbagai harapan yang diinginkan oleh masyarakat seperti kehidupan mereka lebih diperhatikan lagi oleh pemerinta , penyediaan lembaga untuk mengajarkan mereka keterampilan yang nantinya bisa dijadikan mereka untuk membuka usaha dengan harapan untuk menuju kepada kehidupan yang lebih layak lagi.
Terima Kasih

No comments:

Post a Comment